[Book Review] Daylight – by Robin Wijaya

Posting Komentar
  • Judul : Daylight
  • Penulis : Robin Wijaya
  • Editor : Andriyani
  • Penerbit : Elex Media Komputindo
  • Cetakan : ke-1, 2015
  • Tebal : 289 hlm
  • Harga : Rp 51.840 bukabuku.com
  • My Rate : 4/5
Bandung
Sebuah wujud dari mimpi. Satu pesan masuk. Gabriel dinyatakan lolos pada audisi tahap awal sebuah kompetisi memasak yang selama ini merupakan impiannya.

Batam
Sebuah pemakaman. Satu panggilan telepon. Mantan istri Gabriel dikabarkan tewas dalam sebuah kecelakaan, dan meninggalkan si kecil Kate, anak hasil pernikahan mereka dulu. Seketika Gabriel harus memilih; mengejar mimpi atau mengambil kembali perannya sebagai ayah.  

Jakarta
Sebuah kompetisi. Kekacauan terjadi. Gabriel mengambil kesempatannya untuk mengejar mimpi dan meninggalkan Kate bersama Amanda, kekasihnya, selama mengikuti kompetisi di Jakarta. Tetapi kekacauan itu terjadi dan dia menyesali keputusan yang telah diambilnya.

... dan beberapa orang di sekitar mendeklarasikan hal kecil ini, 'bahwa untuk membuatmu maju, kau harus menantang dirimu'. Mereka percaya kalau ada sesuatu dalam diriku yang bisa dikembangkan sampai ke titik maksimal. —hlm. 2

Sudah sejak lama Gabriel ingin mengikuti sebuah ajang kompetisi memasak yang beberapa tahun belakang ini sedang populer baik di TV lokal maupun manca negara. Selain karena permintaan orang-orang yang disayanginya, keikutsertaan Gabriel dalam ajang kompetisi tersebut adalah untuk menguji kemampuan memasak yang dimilikinya.

Meskipun sudah mendirikan sebuah kafe yang ia beri nama The Cushy Cafe, Gabriel merasa jika ia masih perlu banyak belajar dalam hal kuliner. Dan ketika sebuah kesempatan itu datang—yang menyatakan jika ia lolos menjadi salah satu peserta sebuah Reality Show "Star Chef", pilihan berat justru datang dalam hidupnya.

Mantan istri Gabriel—Lily dan suaminya—dikabarkan meninggal dalam sebuah kecelakaan. Kate—putri semata wayangnya—kini hanya memiliki Gabriel sebagai orang tuanya. Dan sebagai keluarga yang tersisa, Gabriel pun harus mengurus dan membawa Kate pulang ke Bandung bersama dirinya.

Awalnya Gabriel ingin mengundurkan diri saja sebagai peserta di Star Chef karena tanggung jawab besar yang dimilikinya kini. Dan mengingat Natalie—satu-satunya keluarga yang ia miliki—masih berada di Seattle. Namun dengan dukungan Amanda—yang merupakan kekasih baru Gabriel dan berprofesi sebagai guru TK—dan ketersediaannya untuk menjaga Kate selama ia berkompetisi, membuat Gabriel akhirnya memantapkan hati untuk tetap mengikuti acara Star Chef.

Sayangnya saat kompetisi akhirnya memasuki babak 10 besar dan kesempatan Gabriel belajar kuliner langsung dari chef di berbagai negara semakin besar, ia justru mendapat kabar jika Kate menghilang. Sanggupkah Gabriel melanjutkan kompetisi di Star Chef? Atau  ia justru memilih untuk mengundurkan diri demi mencari Kate, padahal jalan untuk menuju impiannya sudah semakin dekat. Sudah benarkah keputusan yang Gabriel ambil selama ini?

"Setiap orang punya alasan masing-masing, ya. Dan itu yang bikin kita tetap ingin bertahan di sini, kan?" —hlm. 104

***

Ini kali pertama aku membaca karangan Koh Robin Wijaya, dan aku sangat suka dengan apa yang terjadi di dalam Daylight (terima kasih kepada mbak Rizky, Ky's Book Journal, yang telah memberiku kesempatan untuk membacanya). Bisa dikatakan, Daylight merupakan cerita lanjutan dari novel Nightfall yang telah terbit tahun 2014 lalu.

Jika di Nightfall menceritakan kisah Natalie, Daylight sendiri mengisahkan kakak Natalie yang bernama Gabriel yang mempunyai sebuah kafe di kawasan Bandung. Dan walaupun aku belum pernah membaca Nightfall, tidak membuatku kesulitan memahami alur dalam cerita (tapi tetep banyak kode juga kalau aku kudu baca Nightfall sih. Soalnya beberapa kali Gabriel sedikit menceritakan kisah Natalie, dan itu lumayan bikin aku penasaran).

Menggunakan sudut pandang orang pertama dari sudut pandang Gabriel, membuat kita mengetahui dengan jelas apa saja yang menjadi kegelisahannya. Kita jadi lebih tahu tentang kecemasan Gabriel dengan peran barunya sebagai ayah tunggal—karena selama Gabriel dan Lily bercerai, hubungannya dengan Kate jadi jauh. Juga kecemasan Gabriel selama mengikuti kompetisi.

Alur majunya yang lumayan lambat, terkadang membuatku beberapa kali menghentikan membacanya karena harus mengerjakan berbagai hal. Namun dengan deskripsi yang begitu detail, membuat cerita terasa mengalir dan terasa begitu nyata—bahkan aku sempat dibikin ngiler saat Gabriel membuat Butter Cake karena saking detailnya. #ElapIler

Setting tempat yang digunakan pun tak kalah detail. Dari suasana rumah maupun kafe milik Gabriel di Bandung, juga sudut-sudut kota Bandung selama pencarian Kate. Suasana pemakaman Lily di Batam. Serta suasana kompetisi Star Chef yang diadakan di Jakarta.
Kalau dua orang yang terikat merasa tak punya satu topik pun untuk dibicarakan, kurasa mereka perlu memugar hubungan itu kembali. —hlm. 169

Karakter-karakter yang dibuat Koh Robin juga terasa begitu hidup. Aku suka dengan bagaimana hubungan yang terjalin antara Gabriel dan Amanda. Hubungan yang begitu dewasa—yang saling mengerti dengan kekhawatiran yang dirasakan satu sama lain bahkan ketika mereka bahkan belum saling mengungkapkan. Aku juga lumayan tertarik dengan tokoh Petra, karakter yang menjadi teman terdekat Gabriel selama menjadi peserta Star Chef.

Aku sempat dibuat bertanya-tanya tentang mengapa dan bagaimana Kate bisa menghilang. Aku juga sempat membuat berbagai kemungkinan yang terjadi, namun ternyata jawabannya benar-benar tak terduga.

Untuk kekurangan, aku hanya menemukan satu typo di halaman 114. Kata "tantangan" di halaman tersebut hanya ditulis "tantang" saja.
Ada begitu banyak hal yang berharga di dunia ini. Namun itu semua tak bernilai apa pun, tak akan kutukar dengan satu kebahagiaan kecil bersama putriku. —hlm. 258

Related Posts

Posting Komentar