Resensi Silence

Posting Komentar
“Seberapa pun dia setia padamu, tidak ada artinya kan kalau dia tidak menikahimu?”
Novel Silence



Sejak kecewa karena tidak bisa meraih impiannya menjadi seorang artis idola, Miyuki bertekad untuk menetap di Tokyo saat kuliah dan setelah bekerja nanti. Kini sudah tiga tahun Miyuki tidak pulang ke Yuki no Soma, kampung halamannya. Dan demi mendapatkan restu orang tua, dia harus kembali ke pulau yang begitu dia benci.

Miyuki telah berpacaran selama enam tahun dengan Toshiaki—seorang pria yang bekerja di industri periklanan. Toshiaki pria yang tampan, ramah, sopan, dan lahir serta besar di Tokyo—pasangan yang begitu sempurna di mata Miyuki. Karenanya, dia mengajak Toshiaki pulang dan memintanya melamar Miyuki di depan keluarganya. 

Yuki no Soma adalah sebuah pulau kecil yang sering tertutup salju dekat wilayah Niigata. Penduduknya tak lebih dari 300 jiwa. Mereka memuja Shimata-san yang dipercaya melindungi pulau dan penduduknya dari pengaruh jahat yang berasal dari luar pulau.

Miyuki membenci Yuki no Soma, selain karena pulaunya yang terpencil, dia juga membenci hubungan antar para penduduknya—terutama sistem kekerabatan yang menganut paham keluarga cabang yang harus menjunjung dan mengutamakan keluarga utama. Meski demikian, Miyuki menyayangi orang tua dan teman-temannya, dan dia percaya Shimata-san juga akan selalu menjaga dan melindunginya. Karenanya ketika Miyuki akhirnya tahu Toshiaki tak sebaik yang dia kira, dia hanya bisa menyerahkan segalanya pada Shimata-san. 

Ingin dicintai oleh orang yang dia sayangi. Ingin diimpikan oleh orang yang dia sukai. Ingin dianggap penting oleh orang yang dia cintai. Hanya itu permohonan Miyuki, tapi mengapa susah sekali terkabul.

Membaca buku-buku Akiyoshi memang selalu bikin "wow" saat menyelesaikannya. Beliau selalu berhasil memainkan emosi para pembaca lewat karakter yang diciptakan. 

Di awal aku dibuat geregetan dengan sifat Miyuki dan Toshiaki. Aku dibuat penasaran, sesungguhnya siapa karakter yang lebih "benar". Miyuki yang terlalu ambisius dengan impiannya atau Toshiaki yang memang "sempurna". Tapi seiring berjalannya cerita kita akan lebih paham jika Miyuki sebenarnya hanya seorang wanita yang masih polos dan kelewat baik sedangkan Toshiaki ternyata seorang pria yang licik dan egois. Untung endingnya tidak menyebalkan. 

Mungkin aku bisa sedikit mengerti pada perasaan Miyuki yang membenci Yuki no Soma. Kalau aku tinggal di pulau kecil dengan sulitnya untuk mengakses hiburan ataupun tempat yang menyediakan barang kebutuhan di zaman modern seperti sekarang pasti juga bikin frustrasi. Terlebih penduduknya yang 'terasa' suka ikut campur dan kita jadi tidak bisa memiliki privasi pasti menambah keinginan untuk sebisa mungkin pergi keluar pulau. 

Di sinopsis buku tentang keberadaan Shimata-san yang tinggal di Yuki no Soma membuatku berpikir tentang adanya hal-hal mistis yang melingkupi pulau, sedikit banyak mengingatkanku pada buku Akiyoshi yang lain yaitu The Dead Return. Namun seiring pembaca mengenal para penduduk di pulau, kita akan mulai memahami siapa Shimata-san sebenarnya. 

Yang dinantikan dari membaca karya Akiyoshi adalah plot twist-nya. Kita dibuat mereka bagaimana dengan nasib para karakter pada akhirnya. Dan ketika berhasil menebaknya itu rasanya puas! Semoga karya Akiyoshi yang lain segera terbit lagi. 

×××

Judul : Silence
Penulis : Akiyoshi Rikako
Penerjemah : Yulia Dewi Pusparanny
Pemeriksa bahasa : Andry Setiawan 
Penyunting : Cerberus404, Adelaine
Desain sampul : Pola 
Penerbit : Haru 
Terbit : Desember 2017
Tebal : 332 hlm. 

Related Posts

Posting Komentar