Resensi Absolute Justice

Posting Komentar
"Pokoknya aku tidak punya minat pada hal lain selain hal yang benar. Dan aku tidak bisa memaafkan kesalahan."

Absolute Justice
image by Pinterest | edited by me 



Bagi Takaki Noriko kebenaran adalah suatu hal yang mutlak. Noriko begitu menjunjung tinggi kebenaran, karenanya dia selalu membawa kamera kemana pun dia pergi untuk mendapatkan bukti jika dia menemukan hal yang tidak benar.

Semasa SMA Noriko berteman dengan Kazuki, Riho, Reika dan Yumika. Berkat kebenaran yang selalu dijunjung Noriko, keempat temannya merasa sangat tertolong ketika mereka mendapat masalah. Mereka semua menganggap Noriko sebagai pahlawan kebenaran. Namun di satu titik tertentu, teman-temannya mulai tidak nyaman dengan radar kebenaran Noriko. 

Setelah lulus SMA Noriko dan teman-temannya berhenti berhubungan karena kesibukan masing-masing; Kazuki menjadi seorang penulis buku kriminal, Riho mendirikan sekolah internasional, Reika menjadi seorang artis terkenal, Yumika menjadi seorang ibu rumah tangga, dan Noriko walaupun sempat bekerja di bidang keuangan dia memutuskan menjadi ibu rumah tangga juga setelah memiliki seorang putri. Mereka baru bertemu kembali 15 tahun kemudian setelah acara reuni SMA. Karena merasa menyenangkan berkumpul kembali setelah sekian lama, Noriko dan teman-temannya memutuskan untuk mengadakan pertemuan dua bulan sekali sekadar berkumpul dan berbagi cerita antara mereka. 

"Aku hanya ingin melakukan hal yang benar. Karena kebenaran adalah hal terpenting di dunia ini."

Awalnya Kazuki, Riho, Reika dan Yumika merasa senang dengan pertemuan tersebut. Namun ketika radar kebenaran Noriko mulai menginvasi kehidupan pribadi mereka, Kazuki, Riho, Reika dan Yumika menjadi tidak tahan dengannya. Tidak ingin hidup mereka hancur karena radar kebenaran Noriko, mereka akhirnya membunuh Noriko dan melenyapkannya dari hidup mereka. Mereka membuat Noriko seolah-olah hilang dalam sebuah kecelakaan. 

Lima tahun berselang, sebuah undangan pertemuan datang dari Noriko untuk Kazuki, Riho, Reika dan Yumika. Undangan tersebut membuat keempatnya bertanya-tanya, apakah mereka telah benar-benar membunuh Noriko? 

Pahlawan hanya melihat kebenaran, dan bersungguh-sungguh melawan kejahatan. Namun dalam serangan pahlawan kebenaran, gedung dan alam sekitar rusak, mobil dan kereta terempas, dan orang-orang bersembunyi dengan bersimbah darah. Jika demikian bukanlah yang dilakukan Noriko itu sama dengan yang dilakukan oleh monster jahat? Pahlawan kebenaran itu hanyalah monster yang mengatasnamakan kebenaran?




Buku Absolute Justice ini merupakan salah satu buku karya penulis yang aku sukai tapi juga paling bikin gregetan sama tokoh utamanya. Di buku ini, penulis lagi-lagi berhasil mempermainkan emosi pembaca lewat para tokoh di dalamnya, terutama tokoh Takaki Noriko. 

Noriko yang selalu menjunjung tinggi kebenaran, akan mengedepankan kebenaran di atas segalanya. Dia selalu menerapkan kebenaran pada kehidupan sehari-harinya—dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dia bahkan mengingat semua peraturan hukum dan kode etik di luar kepala. Membuat orang yang diingatkannya akan merasa beruntung dan berterima kasih atau terkadang justru membenci dirinya karena merasa jika berada di sekitarnya terasa begitu "sesak" akibat "radar" kebenarannya tersebut. 

Menggunakan alur maju mundur dan sudut pandang orang ketiga, pembaca akan diajak menyelami karakter Noriko lewat pikiran Kazuki, Yumika, Riho dan Reika (sekilas gaya menulis ini mengingatkanku dengan buku The Girls in The Dark). Bagaimana awalnya mereka begitu berterima kasih dan kagum atas sikap kepahlawanan Noriko tapi kemudian lama-lama mereka berubah jadi membencinya karena sifatnya tersebut. Untuk membencinya secara terbuka pun tidak bisa mereka katakan dengan lantang, karena masing-masing menyadari apa yang mereka lakukan itu suatu kesalahan dan yang dilakukan Noriko pasti benarnya. Selain itu jika masing-masing dari mereka mengungkapkan kebenciannya tersebut, mereka takut akan dikucilkan dan semakin disalahkan karena lagi-lagi Norikolah yang benar. 

Menyelesaikan buku ini tuh sesungguhnya jadi meninggalkan rasa tidak nyaman tentang arti sebuah kebenaran (apalagi sejak melihat desain sampulnya saja sudah bikin bertanya-tanya mana sisi yang benar). Seandainya aku berada dalam posisi teman-teman Noriko dan dia mulai mencampuri kehidupan pribadiku dengan "radar" kebenaran miliknya, mungkin aku juga akhirnya berkeinginan untuk menyingkirkannya seperti yang dilakukan teman-teman Noriko. 

Namun selain itu membaca buku Absolute Justice ini sedikit banyak menyadarkanku bahwa, kebenaran yang sesuai dengan peraturan dan hukum itu memang penting dan wajib ditegakkan, tapi lebih daripada itu kebenaran yang diikuti dengan hati nurani tentunya akan lebih manusiawi. 

Saat menjatuhkan tuduhan kepada orang yang bersalah berdasarkan kebenaran, bagian otak manusia yang mengontrol rasa bahagia bisa menghasilkan zat yang mirip dengan saat mengkonsumsi obat-obatan terlarang. 

image by asianwiki
Buku Absolute Justice ini telah diadaptasi menjadi drama seri berjumlah 8 episode dan sedang ditayangkan oleh Tokai TV dengan judul Justice Monster. Aku sendiri belum berkesempatan menontonnya. Mungkin aku meng-update postingan ini setelah dramanya selesai dan punya waktu luang untuk nonton. 

Yang ingin tahu seberapa menyebalkan dan mengerikannya kebenaran Noriko bisa menonton trailers drama di video di bawah. Atau yang sudah penasaran dengan dramanya bisa mengintip episode pertamanya di sini


×××

Judul : Absolute Justice
Penulis : Akiyoshi Rikako
Penerjemah : Nurul Maulidia
Penyunting : Cerberus404
Desain Sampul : Pola
Penerbit : Haru
Terbit : Mei 2018
Tebal : 268

Related Posts

Posting Komentar