Katarsis: Sebuah Pengakuan

Posting Komentar
Manusia, pada dasarnya, memiliki dua sisi. Tak ada yang dilahirkan bak malaikat suci. Seperti DNA, kedua sisi itu mengalir dalam darahmu, dan tak bisa kaupisahkan apalagi kauhilangkan dengan ramuan obat atau jampi-jampi apa pun. 

image by Pinterest 


Terjadi sebuah perampokan dan pembunuhan keji di keluarga Tara Johandi. Ayah dan Bibinya meninggal dengan cara mengenaskan. Moses, sepupu Tara, ditemukan mati dengan kondisi termutilasi. Pamannya sekarat dan berada dalam kondisi kritis. Hanya Tara yang selamat, tapi dia pun menderita luka-luka dan mengalami trauma psikologis yang parah karena terkurung dalam kotak perkakas dengan tangan terikat borgol mainan selama beberapa hari sampai akhirnya ditemukan oleh polisi. Karena kondisinya, Tara akhirnya ditangani oleh Alfons, seorang psikiater yang sudah menjadi dokter Tara sebelum tragedi itu terjadi.

Ada sesuatu yang salah dalam diri Tara, tentang masa lalunya, yang berusaha dia sembunyikan dari orang lain. Alfons hadir untuk membantu Tara mengatasi trauma dan delusi yang sering dialaminya—berusaha menguak apa yang sebenarnya disembunyikan oleh gadis tersebut. 

Saat keadaan Tara semakin membaik, Ello—seorang pria pengidap conginetal insensitivity to pain yang pernah memberi Tara koin lima rupiah saat mereka kecil dan membuat Tara terobsesi dengan koin itu—hadir kembali di hidup Tara. Hampir bersamaan dengan sebuah kasus pembunuhan berantai yang melibatkan kotak perkakas kayu seperti yang dipakai untuk menyekap Tara. Membuat kegelapan dalam masa lalu yang pernah menghantui Tara kembali hadir dalam hidupnya. 

Sebenarnya, ada hubungan apa antara Tara dan kotak perkakas kayu tersebut? Dan, siapa sesungguhnya dalang dari tragedi yang terjadi di keluarga Johandi? Benarkah Tara hanya seorang korban atau ada sesuatu yang dia sembunyikan dari peristiwa itu?

"Apa aku jahat? Mungkin. Apa aku tidak punya sisi baik? Kau yang memutuskan."


ka·tar·sis: n 1 Kris penyucian diri yang membawa pembaruan rohani dan pelepasan dari ketegangan; 2 Psi cara pengobatan orang yang berpenyakit saraf dengan membiarkannya menuangkan segala isi hatinya dengan bebas; 3 Sas kelegaan emosional setelah mengalami ketegangan dan pertikaian batin akibat suatu lakuan dramatis (menurut KBBI

Satu kata yang terlintas di pikiranku ketika menyelesaikan novel ini adalah 'buku ini sakit!'. Oh, wait, itu tiga kata 😁 tapi begitulah yang aku rasakan. Menurutku semua karakternya 'sakit' (bahkan para anggota keluarga Johandi yang tewas), tokoh yang mungkin menjadi karakter paling waras pun tak lepas dari gangguan kepribadian dengan obsesinya tentang air putih. Isi pikiran mereka penuh dengan hal-hal 'rusak'. Adegannya pun juga tak lepas dari sesuatu yang disturbing dan bikin ngilu. 

Katarsis merupakan novel psychothriller lokal pertama yang pernah aku baca. Ide ceritanya menarik dan beda, terutama untuk kalangan penulis dari Indonesia. Ketegangannya yang begitu intens sudah terasa sejak di awal cerita—terlebih saat membaca adegan ketika Tara disekap di dalam kotak perkakas yang begitu sempit, bener-bener bikin nyeri dan ngeri ketika membayangkannya. 

Narasinya disampaikan melalui sudut pandang orang pertama, bergantian antara Tara dan Ello. Walaupun penulis cukup mampu membuatku merasakan gejolak emosi para tokoh, sayangnya aku sedikit bingung ketika terjadi pergantian sudut pandang antara keduanya. Aku baru bisa membedakannya ketika para karakter sedang berdialog dengan orang lain. 

Selain menggunakan dua sudut pandang berbeda, penggunaan alur maju mundur yang cepat membuat rasa penasaranku semakin meningkat seiring berjalannya cerita—tentang tragedi yang dialami Tara, juga hubungannya dengan pembunuhan berantai yang menggunakan kotak perkakas. 

Karakterisasi Tara dan Ello dibangun dengan apik oleh penulis—terutama Tara, bagaimana gejala psikologisnya yang cukup menakutkan sudah muncul sejak dia batita, bagaimana dia berusaha meredam dan menyembunyikan gangguan psikologinya dari orang lain tapi pada akhirnya tetap tidak bisa menghindarinya, terlebih ketika Alfons tidak ada di sisinya.  Sayangnya sampai akhir tidak dijelaskan jenis gangguan psikologi apa yang diidap oleh Tara. Semua hanya dijelaskan dengan tersirat, bahkan kalau tidak jeli mungkin akan terlewat penyebab Tara menjadi seorang psikopat. Sedangkan Ello sendiri lebih dijelaskan lebih gamblang alasan mengapa dia menjadi sosiopat. 

dari kiri ke kanan: Katarsis edisi Malaysia, edisi cetul dengan cover baru, edisi Bahasa Inggris 
Katarsis pertama kali terbit pada tahun 2013, dan sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Malaysia di tahun yang sama. Di 2019 ini, Katarsis cetak ulang dengan sampul yang lebih artistik, catchy dan syarat makna. Katarsis juga juga ikut diterbitkan dalam Bahasa Inggris dengan judul Catharsis

Bagi pecinta novel thriller bertema psikologi, Katarsis ini tidak boleh dilewatkan. Apalagi adegan plot twist-nya, sungguh tak terduga!

×××

Judul : Katarsis 
Penulis : Anastasia Aemilia 
Penyunting : Hetih Rusli
Desain Sampul : Staven Andersen 
Penerbit : GPU 
Terbit : 8 April 2013 (Cetakan I) 
Tebal : 264 hlm.

Related Posts

Posting Komentar