"The Silent Patient", Buramnya Batas Antara Pasien dan Terapis

2 komentar
Waktu itu aku tak mengerti. Tapi begitulah cara kerja terapis. Pasien mengutarakan perasaan yang tak tertahankan pada terapisnya, sang terapis menampung semua yang takut dirasakan pasien, lalu menyelami perasaannya. Kemudian, perlahan-lahan, perasaan itu diarahkan kembali pada pasien.
Sumber gambar weheartit


Pada tengah malam, terdengar suara tembakan di rumah keluarga Berenson. Ketika polisi datang, Gabriel—sang suami, ditemukan dalam posisi terikat di kursi dengan muka hancur akibat luka tembakan. Sedangkan Alicia—sang istri, berdiri di depan suaminya dengan lengan penuh luka sayatan tak beraturan. Senjata apinya sendiri terletak di lantai.

Alicia membisu, ia tak menjawab satu pertanyaan pun yang dilontarkan oleh polisi. Ketika ia dituduh membunuh Gabriel, ia memilih diam dan bungkam. Bahkan sewaktu disidang, ia tidak menyangkal atau mengakui apa yang diperbuatnya. Alicia tetap membisu, tetapi ia menyatakan satu hal lewat lukisan potret dirinya yang ia beri judul Alcestis. 

Kini tujuh tahun telah berlalu sejak pengadilan memutuskan vonis Alicia, ia dimasukannya ke The Grove—sebuah rumah sakit jiwa untuk para penjahat—karena keadaan jiwa Alicia yang tidak stabil. Di sisi lain, Theo Faber—seorang psikoterapis yang baru saja melamar ke The Grove, merasa punya keterikatan emosi dengan Alicia. Ia bertekad untuk menyembuhkan Alicia dan membuatnya kembali bicara. 

Theo berusaha menyelami masa lalu Alicia lewat buku jurnal yang ia tulis sebelum tragedi itu terjadi. Theo berusaha mencari tahu alasan dibalik diamnya Alicia selama ini. Namun seiring ia membuka tabir masa lalu Alicia, Theo menemukan bahwa masa lalunya yang berusaha ia sendiri lupakan, begitu mirip dengan milik Alicia. Dan saat Alicia melakukan sesi terapi dengannya, Theo terkadang lupa bahwa ia adalah terapis dan Alicia adalah pasiennya—bukan sebaliknya. 
Kita semua tidak waras, aku yakin, hanya berbeda-beda bentuknya.

Sejak novel The Silent Patient ini mulai berseliweran di media sosial, aku sudah tertarik untuk segera membacanya. Apalagi ketika mengetahui novel ini merupakan pemenang dari Goodreads Choice Award 2020 kategori Best Mystery & Thriller, jadi tidak butuh waktu lama bagiku untuk segera menamatkannya. 

Novel ini dituturkan melalui sudut sudut pandang Theo dan Alicia sebagai orang pertama yang saling bergantian dan saling melengkapi jalannya cerita. Kedua sudut pandang ini saling berdampingan guna memberikan gambaran tentang apa yang sebenarnya terjadi sebelum tragedi pembunuhan terjadi dan mengapa Alicia memilih membisu. 

Penggunaan alur maju mundur, membuat pembaca jadi penasaran dan tidak bisa berhenti menebak-nebak bagaimana jalan cerita yang sesungguhnya dan bagaimana akhir dari diamnya Alicia ini. Tebakanku sendiri seringkali berubah-ubah seiring dengan tabir masa lalu Alicia yang terungkap. Dan ketika aku sudah yakin dengan jalan ceritanya seperti apa, tapi ternyata tidak sesuai dengan tebakan, aku sendiri cukup tercengang dibuatnya, karena benar-benar tak terduga. 

Pengenalan tokoh demi tokoh dan keterlibatan mereka dalam masa lalu Alicia membuat pembaca manaruh motif curiga yang lain. Dan tentunya karena inilah tebakanku jadi sering berubah; Apakah si A ini pelaku sebenarnya? Atau  jangan-jangan si B? Atau justru si C? 

Buku jurnal, lukisan Alcestis dan masa lalu Alicia merupakan kunci penting misteri membisunya Alicia. Dengan tambahan bumbu psikoterapi yang lumayan kental membuat novel ini jadi semakin menarik untuk dibaca. Dan membaca The Silent Patient ini membuatku sadar jika hidup seorang terapis itu ternyata berat, karena ia tak hanya harus mengatasi masalah pribadinya sendiri namun juga menyerap masalah dari kliennya, sehingga tak jarang dalam proses penyembuhan klien itu ia juga menyembuhkan dirinya sendiri. Tetapi jika ia lupa dengan posisinya, seorang terapis bisa saja terpengaruh dengan kondisi pasien, jadi bukannya menyembuhkan, masalah yang ia hadapi justru makin bertambah. 

Novel ini sangat bagus dan wajib dibaca bagi pecinta genre misteri thriller. Tak heran jika The Silent Patient ini juga dinominasikan untuk Best Debut, walaupun kalah dari Red, White & Royal Blue karya Casey McQuiston. 

Mungkin sebagian dari kita memang terlahir jahat, dan meskipun berusaha sekeras mungkin, kita akan tetap seperti itu
×××

Judul : Pelukis Bisu
Judul Asli : The Silent Patient 
Penulis : Alex Michaelides
Penerjemah : Rini Nurul Badriah 
Penyunting : Barokah Ruziati
Desain Sampul : Iwan Mangopang
Penerbit : GPU
Terbit : Desember 2019
Tebal : 400 hlm.

Related Posts

2 komentar

  1. Buku misteri begini pasti memancing pembaca untuk ikut detektif-detektifan. Saya penasaran dengan kehidupan si terapis dalam menyikapi kisah dan masalah klien-nya...

    BalasHapus
  2. kelinci99
    Togel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
    HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
    NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
    Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
    Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
    segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
    yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
    yukk daftar di www.kelinci99.casino

    BalasHapus

Posting Komentar