"Dua Dini Hari", Kenyataan Hidup Anak Jalanan

1 komentar
Hidup tanpa ikatan tempat, tanpa ikatan emosi. Mungkin mereka sebenarnya adalah orang-orang yang beruntung, seandainya tidak ada seorang pemburu ganas yang berkeliaran yang mencabut nyawa mereka satu demi satu semudah mencabut rumput liar. 
Sumber gambar Pinterest


Tiga anak jalanan ditemukan tewas terbunuh. Ketiganya didapati tergantung di pinggir flyover kawasan Jatinegara—seolah dipertontonkan pada khalayak. Satu mayat lagi menyusul, kali ini terlilit kawat kabel listrik di kawasan yang sama. 

Penyelidikan pun dimulai, namun para polisi melakukannya dengan enggan—mereka bertindak jauh dari kata maksimal—bahkan terkesan menutupi fakta yang ada. Pemikiran semua orang sama; mereka hanyalah gelandangan, dan lebih baik disingkirkan. Seolah ada yang bertekad membersihkan jalanan dan mengurangi masalah pelik di kota. 

Baca juga:

Elang, seorang Taruna Akpol yang nyaris keluar dari sekolahnya, berusaha menyelidiki kasus kematian misterius yang terjadi di sekitar tempat tinggalnya tersebut secara independen. Rasa keadilan dan jiwa detektifnya yang tinggi membuatnya rela menempuh bahaya demi mengungkapkan kebenaran.

Kanti, mahasiswa DKV yang terpaksa cuti karena keterbatasan biaya, entah bagaimana berakhir dengan tinggal di sebuah kos-kosan bobrok di sekitar mayat-mayat anak jalanan itu ditemukan. Masa lalunya yang menyakitkan, membuatnya sering terbangun pada tengah malam—waktu anak-anak jalanan tersebut diperkirakan terbunuh.

Elang dan Kanti pun lalu berkenalan saat berada di kantor polisi. Elang yang sedang menginvestigasi kasus pembunuhan anak-anak jalanan tersebut merasa, Kanti memiliki kunci jawaban atas kasus yang juga merenggut salah satu teman masa kecilnya. 
"Harapan yang ditambatkan pada titik kegetiran memang cenderung berujung pada tindakan bodoh."


Dua Dini Hari merupakan karya pertama penulis yang aku baca. Novel ini sendiri, merupakan buku kedua yang kubaca setelah Playing Victim yang merupakan salah satu dari seri Urban Thriller yang diterbitkan oleh penerbit Noura Books. 

Dituturkan menggunakan sudut pandang orang ketiga—yang sebagian besar melalui tokoh Kanti dan Elang, sebenarnya membuatku masih terus meraba-raba jalannya cerita sampai dua per tiga bagian buku, karena adegannya yang terkesan terpotong-potong, jadi butuh waktu lebih lama untuk memahami alur dan keterkaitan antar tokoh dalam cerita.

Baca juga:

Ide cerita yang berusaha diangkat penulis cukup segar dan patut diapresiasi. Adanya isu sosial tentang keberadaan anak jalanan yang banyak disisipkan menambah nilai plus untuk novel ini. Selain itu wilayah Jatinegara yang menjadi latar cerita, digambarkan memiliki sudut-sudut kelam dan menimbulkan perasaan tegang, membuat cerita urban yang berusaha dihadirkan penulis terasa makin nyata. 

Plotnya sendiri seperti labirin. Meski dibuat secara kronologis dengan alur maju dengan penggunaan tanggal di tiap babnya, tetapi aku sendiri tetap tidak bisa menduga apa yang akan terjadi pada halaman-halaman atau bab-bab selanjutnya.

Walau terkadang aku sendiri suka pusing ketika disuguhi banyak tokoh dalam sekali waktu di novel yang aku baca, namun memahami karakter para tokoh di Dua Dini Hari ternyata tidak terlalu sulit, karena penulisnya lihai menggambarkan karakter masing-masing dengan baik. Selain itu rahasia yang dimiliki tiap tokoh membuatnya lebih menarik dan bikin penasaran. 
Buku Dua Dini Hari ini sendiri mendapatkan penghargaan dalam Scarlet Pen Awards 2020  (atau Kusala Pena Merah adalah sebuah ajang penghargaan yang digagas oleh instagram @detectives_id dan Crime Fiction Author Indonesia. Penghargaan ini ditujukkan untuk penulis kisah kriminal, misteri, thriller dan detektif). Dan tak tanggung-tanggung, buku ini mendapatkan tiga penghargaan sekaligus, yaitu Best Novel (Major Segment), Best Crime Drama & Thriller (Major Segment), dan karena buku tersebut penulisnya sendiri menyabet penghargaan sebagai Author of The Year.

Sejujurnya, menyelesaikan novel ini tidak bikin lega—bahkan cenderung merana, karena kenyataan terkadang memang sekejam itu, apalagi jika sudah berurusan dengan "penguasa".  Tapi bagi pecinta cerita thriller dengan unsur realistis yang begitu terasa, Dua Dini Hari ini sangat aku rekomendasikan! 
Hanya ada satu hukuman untuk para pendosa. Selamanya, mereka harus berbuat dosa.

×××

Judul : Dua Dini Hari
Penulis : Chandra Bientang 
Penyunting : Yuli Pritania 
Desain Sampul : Sukutangan 
Penerbit : Noura Books 
Terbit : Agustus 2019 
Tebal : 248 hlm. 

Related Posts

1 komentar

  1. kelinci99
    Togel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
    HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
    NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
    Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
    Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
    segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
    yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
    yukk daftar di www.kelinci99.casino

    BalasHapus

Posting Komentar